Total viewer

Rabu, 19 November 2014

Saat Sedang Merasa Tak Berharga, Hal-Hal Ini Bisa Menguatkanmu

Sebagai manusia yang punya hati, kita kadang dihadapkan pada perasaan tidak berharga. Rasa ini bisa muncul karena berbagai hal. Ia bisa disebabkan oleh kegagalan, putus cinta, atau ketika kita merasa gak punya apa-apa atau siapa-siapa. Itu semua bisa membuat kita merana.
Nah, biar kamu bangkit dari perasaan gak berguna, ada beberapa hal yang patut kamu genggam dalam dada, biar kamu berhenti merasa sia-sia. Apa saja?  

1. Ingatlah Bahwa Takdir yang Kita Miliki Tidak Layak Dibandingkan

Takdir masing-masing orang berbeda
Takdir masing-masing orang berbeda via www.flickr.com
Kita — atau orang-orang dekat kita — acapkali membandingkan diri dengan orang lain. Misalnya, kamu membandingkan dirimu dengan temanmu yang terlihat lebih sukses: punya rumah, mobil, sementara dirimu masih merintis usaha dari nol dan belum punya apa-apa. Akhirnya kamu pun merasa galau.
Padahal, terlepas dari apa yang dimiliki, kita semua adalah manusia yang sudah memiliki garis hidupnya masing-masing. Tidak adil rasanya jika hanya membandingkan hasil yang didapat, tanpa pernah tahu proses macam apa yang dilalui dibaliknya. Membandingkan takdirmu dengan jalan hidup orang lain hanya akan memperdalam rasa kecewa dan ketidakpuasan.

2. Kegagalan Justru Jadi Bukti Bahwa Kamu Sudah Berani Mencoba

asada
Gagal itu wajar
Sebagai manusia, kegagalan adalah hal yang wajar. Kita memang gak sempurna, dan sebuah kegagalan hanyalah bagian kecil dari hidup kita. Semua orang terkenal yang kamu tahu pun pasti pernah gagal; keberhasilan yang mereka capai adalah hasil dari kerja keras dalam menjadikan kegagalan sebagai pelajaran.
Kegagalan adalah bukti bahwa kamu sudah berani mencoba berbuat sesuatu. Saat sedang dihadapkan pada kegagalan, cobalah yakinkan diri sendiri bahwa tidak berhasilnya dirimu saat ini justru akan membuka pintu kesempatan yang lain. Alih-alih merasa terpuruk, kamu harus merasa bangga karena kini gagal. Kalau gak pernah gagal artinya kamu juga gak pernah mencoba apapun dalam hidup.

3. Ketakutan Itu Kadang Cuma Ada Di Pikiranmu Saja

adasd
Yang kamu takutkan cuma ada di pikiranmu. via www.flickr.com
“Jangan mempercayai semua yang kamu pikirkan.”
Pikiran kita terkadang bisa sangat menipu, terlebih pikiran-pikiran yang negatif. Seringkali, apa yang kamu cemaskan itu sebenarnya gak nyata; semua cuma ada di pikiranmu saja. Khawatir dikiritik dosen pembimbing skripsi sampai menunda bimbingan berbulan-bulan? Tanyakan lagi pada dirimu, apakah ketakutanmu itu rasional? Jangan-jangan kalau kamu temui, dosenmu justru akan kooperatif dan membantumu agar cepat lulus.
Daripada menghabiskan energi untuk memikirkan hal negatif yang belum tentu nyata adanya, kenapa kamu gak membayangkan mimpi-mimpimu, harapanmu, atau orang-orang yang kamu sayangi? Kenapa kamu tidak melawan ketakutanmu dan memberanikan diri menghadapi kenyataan?

4. Tanpa Disadari, Kamu Sudah Memiliki Lebih Dari Apa yang Kamu Butuhkan

Bersyukurlah
Bersyukurlah via www.umarfaruq.com
Belajarlah bersyukur dengan apa yang kamu miliki saat ini. Ketika kamu merasa orang lain mempunyai apa yang gak kamu miliki, kenapa gak berpikir bahwa kamu memiliki apa yang gak dimiliki orang lain?
Saat kamu mengeluh pekerjaanmu membosankan, ingatlah di luar sana ada orang yang rela menukarkan apapun agar bisa memiliki profesi yang sedang kamu lakoni. Waktu kamu merasa pencapaianmu kurang memuaskan, ingatlah orang-orang yang bahkan belum tahu apa yang harus ia capai dalam hidup.
Tiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan, percayalah bahwa Tuhan sudah menyediakan segala yang kamu butuhkan. Yang perlu kamu lakukan adalah menyadari dan mensyukurinya.

5. Hanya Berfokus Pada Kekurangan Sama Saja Dengan Membunuh Dirimu Pelan-Pelan

Kamu punya banyak kelebihan
Kamu punya banyak kelebihan via www.flickr.com
“Until you stop breathing, there’s more right with you than wrong with you.” — Jon Kabat-Zinn
Kebanyakan orang yang merasa dirinya gagal dan gak berguna itu melupakan satu hal yang penting: kamu juga punya banyak kelebihan. Tuhan telah menciptakan manusia secara unik dengan talentanya masing-masing. Ketika kamu merasa gak berguna karena gagal melakukan sesuatu, percayalah masih banyak hal lain yang bisa kamu lakukan dengan baik.
Gagal jadi dosen karena IPK-mu gak seberapa? Sedih dan kecewa wajar, tapi jangan tenggelam pada penyesalan. Bangkitlah, ingat lagi kelebihanmu yang lain. Walau tidak sempurna di bidang akademis, bukankah kamu mahir sebagai penulis? Bukankah kamu masih piawai melukis? Gali dan rayakanlah kelebihanmu, maka kamu akan merasa lebih baik.

6. Kamu Hidup Saat Ini, Bukan Kemarin Atau Nanti

Nikmati saat ini
Nikmati saat ini via www.flickr.com
Ketika kamu merasa terpuruk karena hal-hal yang kamu lakukan di masa lalu, atau karena kamu merasa takut dengan masa depan, ingatlah satu hal: kamu hidup pada saat ini. Masa lalu adalah bab yang gak bisa kamu ubah lagi, betapapun besar kamu menyesalinya. Sementara, masa depan adalah misteri; ia gak akan bisa menjadi lebih baik kalo kamu gak berubah.
Satu hal yang harus kamu lakukan untuk menyongsong anak tangga kehidupanmu selanjutnya adalah menerima keadaanmu sekarang. Berdamailah dengan dirimu, dan syukuri apa yang ada pada dirimu. Dengan begitu, barulah perjalananmu ke depan bisa lebih tentram, memuaskan, dan bermanfaat.

7. Sekuat Apapun Berusaha, Ada Hal-Hal yang Memang Tidak Bisa Kamu Ubah

Terimalah hal yang gak bisa kamu ubah
Terimalah hal yang gak bisa kamu ubah via emilysquotes.com
Masalah dan cobaan yang datang padamu punya tujuan untuk mengubahmu menjadi pribadi yang lebih baik. Kamu bisa mengendalikan bagaimana caramu bertindak menghadapi suatu masalah. Kamu bisa mengendalikan dirimu untuk memulai kebiasaan-kebiasaan yang bisa menjadikanmu orang yang lebih baik.
Tetapi kamu juga harus menyadari bahwa ada hal-hal yang memang tidak bisa diubah. Masa lalu contohnya. Masa lalu memang jadi hal yang harus kamu terima. Ia sudah lewat, tapi kamu bisa mengubah dirimu saat ini untuk mejadikan hari esokmu lebih baik.

8. Yakinilah Bahwa Setiap Keberadaan Selalu Mempunyai Makna

Setiap keberadaan punya makna
Setiap keberadaan punya makna via www.inspiringwallpapers.net
Lalat punya peran sebagai pengurai benda-benda organik yang membusuk. Kumbang bermanfaat untuk membantu penyerbukan pada bunga. Bahkan, debu pun memiliki peran untuk menurunkan titik hujan. Sebagai manusia, hidup kamu pun punya tujuannya sendiri. Jangan pernah merasa bahwa kamu itu gak punya makna, karena menjadi bermakna itu bisa datang dengan berbagai cara.

9. Kamu Bukanlah Orang yang Paling Merana. Masih Ada Kebaikan yang Bisa Kamu Sebarkan Pada Sesama

Sebarkan kebaikan
Sebarkan kebaikan via safina5.tumblr.com
Perasaan bahwa kita gak dicintai itu memang bikin kita merana. Tapi, justru saat itulah kamu harus menyebarkan kebaikan. Saat kamu merasa gak berguna, sadarilah bahwa masih banyak orang yang gak seberuntung dirimu. Mereka sedang berjuang dengan cara masing-masing.
Makanya, saat kamu merasa kekurangan cinta, bagikanlah kebaikan. Dengan memberi, kamu akan sadar bahwa sebenarnya ada banyak hal yang bisa kamu syukuri dari dirimu. Ucapan terima kasih dan senyum tulus dari orang-orang yang kamu bantu akan membuka matamu: sebenarnya kamu gak pernah kekurangan cinta.

10. Ketahuilan Bahwa Kamu Adalah Insan yang Luar Biasa

Kamu luar biasa
Kamu luar biasa via www.huffingtonpost.com
Ya, ini bukanlah perkataan yang mengada-ada. Kamu memang pribadi yang luar biasa dengan talenta dan keunikannya sendiri. Jadi, ingatlah sembila poin di atas dan jangan sia-siakan dirimu untuk meratapi kegagalan dan kekuranganmu. Kamu bisa bangkit dengan kakimu sendiri, melakukan banyak hal dengan kelebihan yang kamu punyai, dan menjadi lebih positif dengan kebaikan yang kamu sebarkan. Kamu itu istimewa.

Sebenarnya dirimu punya kuasa untuk merasa merana atau bahagia hari ini. Kalo kamu merasa gak berguna, ingatlah hal-hal di atas dan lakukan yang terbaik hari ini, untuk dirimu sendiri dan juga orang-orang yang menyayangimu.
Sekali lagi, kamu bukan orang yang paling merana kok!

15 Pertanyaan yang Harus Dijawab Calon Pendamping Hidupmu

Menikah bukan perkara sederhana. Ini soal menjalin komitmen serius, komitmen seumur hidup. Ada pasangan yang bisa terus bertahan, namun tak jarang suami-istri memilih berpisah. Bagaimanapun, kehidupan setelah menikah memang tak selalu mudah.
Karena itu, sikap hati-hati sebelum menikah itu mutlak diperlukan. Pada akhirnya kamu harus meyakinkan dirimu sendiri sebelum membuat keputusan. Untuk memudahkannya, utarakan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin mengganjal di pikiranmu berikut ini…

1. Karena Alasan Mencintai Sering Mengganjal Hati:“Apa yang membuatmu jatuh cinta padaku?”

jatuh cinta
kenapa kamu jatuh cinta sama aku? via www.londonpreweddingphotographer.co.uk
Sebuah pertanyaan yang bisa jadi rumit untuk dijawab. Jika sudah kesulitan, yang ditanya biasanya akan berkata:
“Ya, pokoknya aku cinta sama kamu…”
Percayalah, kamu berhak mendengar jawaban yang logis; pernyataan yang menegaskan kelebihan sekaligus kekuranganmu di matanya.
Mencintai bisa jadi hal paling egois yang sah dilakukan siapapun. Pasangan juga berhak mencintaimu atas apa yang kamu punya dan apa yang bisa kamu lakukan untuknya. Ketika dia mampu menyadari dan mengukur rasanya, dia tak akan mendampingimu dengan “buta” – tak akan tersesat atau hilang arah setelah menikah dan memilihmu sebagai pasangannya.


2. Pernikahan Selayaknya Hanya Sekali Seumur Hidup: “Yakinkah kamu memilihku?”

seumur hidup
yakinkah memilih aku yang menemani sisa umurmu? via www.dennisyap.com
Hidup adalah perjalanan. Cinta dan komitmen yang kalian sepakati pun layaknya jalan panjang yang siap dijelajahi bersama. Kelak, mungkin akan ada saatnya kamu dan pasanganmu menemui jalan bercabang atau persimpangan. Kalian dihadapkan pada pilihan yang menyulut ragu dan menggoyahkan hubungan. Apakah kamu dan pasanganmu akan sama-sama bertahan, atau bersiap berpisah lantaran tak menemukan jalan tengah?


3. Walau Romantisme Pacaran Tak Bisa Sepenuhnya Diulang: “Maukah kamu sekali-kali tetap memberi kejutan?”

ulang tahun
maukah melakukan hal-hal romantis untukku? via theblossomtree.blogspot.com
Ikatan yang erat dan hubungan yang selalu hangat tak begitu saja terjadi. Kamu dan pasanganmu layak sama-sama memupuk niat dan tulus menginginkannya. Sekadar merayakan hari lahir, ulang tahun pernikahan, atau momen-momen penting lainnya. Bahkan, tak ada anehnya jika suatu pagi kamu bangun tidur dan menemukan secarik memo bertuliskan:
“Selamat pagi…Terima kasih untukmu, yang sampai detik ini masih mau berdampingan denganku…”
Tak ada pencapaian yang tak disertai usaha. Tak ada hubungan yang bahagia tanpa kalian yang mengusahakannya. Apakah kamu bersedia menjaga api cinta kalian agar tetap menyala dan menebar kehangatan? Jika iya, akankah pasanganmu pun akan melakukan hal yang sama?


4. Pernikahan Bukanlah Tujuan, Tapi Justru Awal Perjalanan: “Siapkah kamu belajar hal-hal baru dan bertumbuh bersamaku?”

tumbuh
siapkah kamu belajar dan tumbuh bersamaku? via rimadarwash.com
Jika hidup ibarat pendakian, menikah adalah momen dimana kalian melangkahkan kaki bersama untuk pertama kalinya. Berbekal rasa cinta, kasih sayang, keyakinan, dan rasa percaya. Saat susah payah mendaki, pasangan adalah rekan yang akan menemanimu menikmati pemandangan.
Bersamanya, kamu bisa mengabaikan haus, lapar, atau lelah yang terasa luar biasa. Yang pasti, kalian sudah menentukan tujuan bersama; mencapai puncak sebelum matahari pagi menyapa. Meskipun banyak suka duka yang akan kalian cerapi bersama, pasangan dan komitmen kalian memang layak diperjuangkan.

5. Karena Hidup Tak Akan Selalu Mudah: “Beranikah kamu menghadapi masa-masa sulit itu bersama?”

masa sulit
siapkah menghadapi masa sulit bersama? via bridalmusings.com
Sah menikah bukan berarti hubungan kalian akan “aman”. Hampir pasti banyak ujian yang akan menjajal komitmen kalian. Sikap pasangan yang berubah, banyaknya masalah, hingga mungkin hadirnya orang ketiga.
Ada kalanya kamu menjadi sangat rapuh; meragukan pasangan yang selama ini sudah mendampingimu. Namun, seberat dan sehebat apapun keadaan menekan kalian, kamu dan pasanganmu selayaknya bisa kuat-kuat memegang janji suci yang dahulu pernah diucap.

6. Beda Pendapat Mungkin Jadi Hal yang Biasa Terjadi: “Tapi, setujukah kamu untuk berdebat dengan kepala dingin lalu mengakhirinya lewat kecupan hangat?”

berdebat
setujukan untuk berdebat dengan kepala dingin bersamaku? via linenandsilk-weddings.com
Sebuah pernikahan hanya akan berhasil jika pasangan bisa menekan ego-nya masing-masing. Suami dan istri ibarat dua pemain dalam satu tim. Tak harus berdebat siapa benar atau siapa salah, bahkan siapa yang paling hebat. Kalian hanya perlu berkompromi demi menemukan keputusan yang paling tepat.

7. Karena Hidup Menuntut Keseimbangan Antara Keluarga, Pendidikan, dan Pekerjaan: “Berjanjikah kamu menjadikan keluarga kecil kita yang utama?”

cita-cita
menjadikan keluarga sebagai yang utama? via greenweddingshoes.com
Pekerjaan bisa jadi menyita waktumu. Selesai berkantor sejak pagi hingga sore hari, menjelang malam pun masih banyak tugas-tugas yang harus diselesaikan. Namun, bukankah kamu punya pasangan yang tak kalah berhak untuk diperhatikan?
Keberadaan pasangan sepatutnya jadi pertimbangan utamamu setiap akan mengambil keputusan. Memilih pekerjaan baru, menentukan rencana studi, atau memulai bisnismu sendiri; banyak hal yang layak kamu tentukan atas pertimbangan pasangan. Lepas dari berbagai pencapaian pribadi yang bisa kamu raih, pasanganlah yang akan setia mendampingimu.

8. Menikah Bukan Hanya Tentang Dua Insan, Ada Anak-Anak yang Kelak Dilahirkan: “Sudahkah kamu siap menjadi ayah atau ibu yang baik bagi mereka?”

keluarga
siapkah menjadi ayah atau ibu yang baik? via simply-creative-maybe.blogspot.com
Adakah rumus dan aturan-aturan yang bisa kamu terapkan demi menjadi orang tua yang baik? Sayangnya, tak pernah ada tuntunan yang pasti untuk diikuti. Naluri alami sebagai orang tua kelak akan kamu peroleh cuma-cuma setelah anakmu lahir. Selama bisa membesarkan mereka dengan sepenuh hati dan tak enggan belajar, percayalah bahwa kamu bisa jadi orang tua yang baik. Kadang, banyak hal yang terlalu takut dilakukan lantaran kita tak berani menjalaninya, termasuk soal menikah dan punya anak.

9. Kebosanan Adalah Wajar: “Meski kita sudah lama bersama, relakah kamu sesekali mengatakan ‘aku mencintaimu’ tiba-tiba?”

aku cinta kamu
katakan: aku masih mencintaimu via bridalmusings.com
Setelah menikah, kamu akan terbiasa melihat wajah yang sama di sampingmu; setiap saat pertama kali kamu membuka mata di pagi hari. Meskipun tak lunas 24 jam kalian habiskan bersama setiap harinya, rumah selalu jadi tujuan sepulang beraktivitas. Di rumah itu pulalah kamu akan kembali bertemu dia – pasangan hidupmu.
Jika kelak kamu merasa bosan atau jenuh dengan pasanganmu, hal itu sah-sah saja. Tapi, bukan berarti kamu merelakan hubunganmu berubah hambar. ‘kan? Kamu dan pasanganmu selayaknya sama-sama bisa menjaga. Bukan dengan sekadar kata-kata manis, tapi juga perbuatan. Saat kamu berharap pasanganmu akan mengatakan “aku sayang kamu” sepulang kantor, tak ada salahnya kamu mengucapkan kalimat yang sama saat membangunkannya di pagi hari.

10. Sebuah Hubungan Sudah Pasti Naik Turun:“Akankah kamu tetap bersemangat menjalaninya bersamaku?”

semangat
akan kamu semangat menjalani hidup bersamaku? via www.wedresearch.net
Ada kalanya kalian bisa jadi sangat mesra, pun tak jarang memilih sedikit “berjarak”. Sesaat bisa tertawa bersama, tapi dilain waktu terpaksa berselisih hingga saling menyakiti. Bagaimanapun, tak ada hubungan yang sempurna dan bisa selalu bahagia. Tapi, selama kamu dan pasanganmu punya kemauan dan semangat yang sama hebatnya, kalian tentu akan bisa mempertahankan hubungan.

11. Setiap Orang Akan Mengalami Fase ‘Jatuh': “Saat aku benar-benar lemah, maukah kamu menguatkanku?”

mendukung saat lemah
mendukung saat aku lemah? via www.wedresearch.net
Banyak hal di dunia ini yang seringkali menawarkan rasa kecewa. Tak tuntas dengan tugas kantor, gagal membangun bisnis, hingga mendapat musibah berupa sakit. Di titik-titik rendah dalam hidupmu inilah, pasangan selayaknya ada untuk menguatkan – menghibur dan memberimu semangat. Meskipun dirimu sendiri tak boleh patah semangat, kehadirannya bisa memberimu kekuatan hingga dua kali lipat.

12. Pernikahan Tak Harus Mengubah Jati Dirimu:“Apakah kamu mau berjanji untuk tak mengkhianati cita-citamu dulu?”

mimpi
jangan pernah merelakan mimpimu via greenweddingshoes.com
Memutuskan untuk menikah bukan berarti kamu harus meninggalkan dunia dan kehidupan pribadimu – renjana, mimpi, dan cita-cita. Sebagai individu yang utuh, kamu tak harus merubah segala yang sudah ada pada dirimu sebelumnya. Kamu berhak punya pencapaian pribadi yang tetap diperjuangkan.
Yang pasti, menyerah pada cita-cita dan mimpi justru menjadikanmu kehilangan jati diri. Sementara, kehilangan dirimu sama halnya melepaskan orang yang kamu cintai. Percayalah bahwa cita-cita dan mimpi yang kamu perjuangkan akan membawa kebaikan bagi dirimu dan pasanganmu.

13.  Umur Manusia Tak Pernah Bisa Diukur, Tapi Setidaknya Setiap Orang Layak Hidup Sehat:“Apakah kamu akan rajin-rajin olahraga dan menjaga kesehatanmu?”

keluarga
menjaga diri demi keluarga via juleswiegand.com
Selain penting, kesehatan pun mahal harganya. Menerapkan gaya hidup sehat dengan olahraga jelas akan sangat bermanfaat. Ingat, kamu tak lagi hidup sendiri. Ada pasangan dan anak-anak yang sudah pasti peduli dan mengkahawatirkanmu.  Saat kamu enggan menjaga kesehatan hingga akhirnya sakit, merekalah yang akan mengalami masa sulit. Meskipun ada pasangan yang siap merawat dan mendampingimu, menjadi beban bagi orang yang kamu cintai tentu lebih menyakitkan.

14. Kematian Adalah Rahasia yang Maha Kuasa:“Maukan kamu berusaha tetap bersamaku hingga kematianlah yang akhirnya memisahkan ?”

akhir
pasangan menemani di akhir hidupmu via linenandsilk-weddings.com
Kamu tak pernah tahu kapan kematian akan menjemputmu, atau memilih pasanganmu lebih dulu. Di saat itu, kalian akhirnya harus terpisah – tak lagi hidup bersama. Perpisahan sepasang kekasih tentu sangat menyedihkan, tapi bukankah takdir sangat berhak kali ini? Meskipun akhirnya harus terpisah, setidaknya kalian bisa berbagga karena bisa menjaga cinta yang kalian punya.

15. Hidup Selalu Pantas Diperjuangkan: “Jika aku yang meninggalkanmu lebih dulu, akankah kamu bersedia melanjutkan hidupmu?”

masa tua
kehilangan tak menjadikan hidupmu selesai via libertypearlphotography.com
Sekali lagi, hidup mati manusia adalah teka-teki takdir. Kamu dan pasanganmu sama-sama tak kuasa menerka atau bahkan melawannya. Salah satu dari kalian mungkin harus “pergi” lebih dulu; meninggalkan keluarga kecil yang kalian punya. Jika itu pasanganmu, kamu berhak merasa kehilangan – bersedih bahkan sejenak mengutuki sekitarmu.
Tapi, saat kamu masih diberi kesempatan untuk hidup, kamu layak baik-baik menggunakannya. Meskipun keluarga kalian harus kehilangan satu anggota, kalian tetap sebuah keluarga. Ada kehidupan yang harus dilanjutkan, pun ada anak-anak yang tak layak diabaikan. Meskipun kehilangan sempat mengacaukanmu, kamu layak melanjutkan sisa hidupmu dengan bahagia.

Apakah pertanyaan-pertanyaan dalam artikel ini bisa dijawab pasanganmu? Jika iya, apakah setelahnya kamu akan lebih mantap membuat keputusan untuk menikah? Apapun itu, semoga kehidupan cintamu selalu berbahagia, ya!

Cara Menemukan Tujuan Hidup yang Akan Membuatmu Bahagia

Tidak semua dari kita sudah menemukan tujuan hidupnya. Walau begitu, kebanyakan dari kita ingin punya hidup yang bahagia. Jadi bagaimana caranya supaya kita bisa punya tujuan hidup yang membantu kita bahagia?
Mari tengok 7 definisi kebahagiaan dan tujuan hidup ideal dari 7 orang istimewa ini. Demi inspirasi meyakinkan diri tentang arah hidupmu nanti.

1. Paul Graham : Lakukan apa yang memang kamu percaya

“Jangan melakukan suatu hal karena gengsi”

Paul Graham
Paul Graham via siliconrus.com
Apa yang kamu lakukan sekarang hanya sekedar untuk mengejar gengsi semata? Berhentilah bersikap begitu. Gengsi itu pada dasarnya adalah sikap yang dihasilkan dari perhatian berlebihan pada opini orang. Kalau kamu mau berhenti peduli tentang pendapat orang lain, dan mulai lebih peduli tentang pendapat dirimu sendiri, kamu akan bisa lebih berbahagia.
Kamu akan lebih menikmati segala hal yang kamu lakukan karena  itu berdasar pada pilihanmu sendiri. Bukan karena takut dibilang jelek, kampungan, aneh, atau apapun. Jangan melakukan suatu hal supaya dibilang keren atau gaul atau apapun yang menurut orang lain bagus. Karena kamu hanya akan berkembang secara nyata di dalam hal yang benar-benar kamu sukai.
Tanyakan pada dirimu: apakah kamu menyukai hal yang kamu lakukan itu? Kalau iya, teruskanlah. Kalau tidak, jangan.

2. Alain De Botton: Sukses itu kamu yang definisikan sendiri

“Jadilah penentu impianmu sendiri”

Alain de Botton
Alain de Botton via www.mosafron.com
Kamu mau sukses? Apa kamu sudah paham sukses itu apa?
Apakah kamu yakin sukses itu adalah benar-benar apa yang kamu inginkan? Bagaimana jika ternyata definisi sukses yang kita miliki sebenarnya bukan milik kita?
Jangan-jangan apa yang kira suksesmu itu adalah keinginan orang lain, keinginan dunia, yang mengatakan ini dan itu untuk kamu melakukan hal-hal yang mereka inginkan.
Apa kamu hanya takut dianggap berbeda? Kalau kamu kamu berbeda tetapi lebih baik dan lebih memberi manfaat dalam hidup. Apa salahnya?
Hanya kamu yang benar-benar tahu apa yang  kamu inginkan.

3. Hugh Mcleod : Menetapkan batas itu penting

“Tetapkan apa yang memang kamu suka dan akan rela kamu perjuangkan”

Hugh Mcleod
Hugh Mcleod via commons.wikimedia.org
Salah satu hal penting dalam mencapai tujuan hidupmu dan menjadi bahagia adalah tahu batasan dirimu: batasan tentang apa yang ingin kamu lakukan dan yang tidak ingin kamu lakukan.
Ini bukan masalah kamu bisa atau tidak melakukan suatu hal. Bukan.
Batasan berarti tahu apa yang kamu mau dan apa yang kamu mau. Dan kamu dengan sepenuh hati bertekad untuk menggapai apa yang kamu inginkan tersebut (terlepas dari kemampuanmu saat ini). Kalau kamu mau belajar dan berusaha, sebenarnya tidak ada yang tidak bisa kamu lakukan. Tentukan batasanmu dan milikilah tekad untuk merengkuh apa yang kamu inginkan.

4. Lewis Hyde : Bekerja vs ‘Menjadi pekerja’

“Bekerjalah dengan kesungguhan”

Lewis Hyde
Lewis Hyde via commons.wikimedia.org
Dalam istilah bahasa Inggris, ini dikenal dengan Work vs. Labour. Apa bedanya antara bekerja’ dan sekadar menjadi pekerja?
Bekerja berarti kamu melakukan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan, yang paling tidak sedikit banyak ada kaitannya dengan tujuan hidupmu. Jadi kerjamu bukan hanya semata-mata mencari uang, tetapi memiliki makna yang lebih dalam yaitu mengejar impianmu.
Sedangkan, ‘menjadi pekerja’ berarti kamu hanya melakukan suatu hal karena itu adalah perintah atau aturan sistem. Kamu tidak punya sedikitpun bagian untuk menyampaikan aspirasi. Kamu hanyalah mesin dari apa yang dijalankan oleh orang lain, dari mimpi orang lain. Dan apa yang kamu lakukan ketika ‘menjadi pekerja’ hanyalah untuk mendapatkan uang, gaji upah.
Mau sampai kapan kamu hanya melakukan sesuatu demi gaji?
Apakah kamu tidak ingin sedikit saja merealisasikan impianmu? Kamu nggak menyesal?
Bekerjalah, tetapi jangan mau menjadi pekerja saja.

5. Steve Jobs : Jangan gampang berpuas diri

“Carilah pekerjaan yang sesuai dengan kata hatimu”

Steve Jobs
Steve Jobs via www.phonearena.com
Pekerjaanmu berpengaruh besar pada kehidupan yang kamu miliki (hitung saja, kamu sudah mulai bekerja di umur berapa? Sampai kapan?). Oleh karena itu salah satu cara untuk memastikan kebahagiaan hidupmu adalah memastikan kamu berbahagia dalam pekerjaan yang kamu lakukan.
Dengan melakukan pekerjaan yang kamu sukai, kamu akan mampu memulai hal-hal yang besar. Hal-hal yang kamu pikir memang bermakna.
Jangan khawatir, kalau kamu belum menemukan pekerjaan idaman itu saat ini, teruslah mencari. Do not settle — jangan cepat-cepat berpuas diri. Hidup adalah sebuah proses untuk menemukan di mana hatimu benar-benar berada.

6. Robert Krulwich : Teman adalah segalanya

“Bertemanlah dengan tulus”

Jad Abumrad (kiri) and Robert Krulwich (kanan)
Jad Abumrad (kiri) and Robert Krulwich (kanan) via www.salenalettera.com
Menjalin jaringan profesional memang perlu, tetapi jangan lupa pentingnya pertemanan sejati. Teman adalah seseorang untuk bersandar, untuk menjadikanmu berani menerima tantangan baru, yang akan membantumu dan mengawasimu agar kamu dapat meraih apa yang kamu cita- citakan.
Jika kamu punya masalah dan merasa seperti tidak ada yang mau membantumu, jangan salahkan lingkunganmu. Mungkin memang kamu kurang memerikan waktumu untuk berinvestasi dalam hal pertemanan.

7. ‘The Holstee Manifesto’: Hidup harus menyemaikan kebaikan

“Ini hidupmu. Hidupilah dengan cara- cara yang baik”

The Holstee Manifesto
The Holstee Manifesto via triyogaadiperdana.wordpress.com
Beberapa dari kamu mungkin ada yang pernah melihat poster di atas. Itu adalah poster tentang pedoman untuk hidup bahagia. Tentu sekali kitab dan buku yang memberi tahu bagaimana cara berbahagia dalam hidup, tetapi ringkasan praktis yang cukup mengena juga tertulis di dalam poster tersebut. Dalam bahasa Indonesia, isi poster itu kurang lebih begini:
“Ini adalah hidupmu.
Lakukan apa yang kamu cintai, dan lakukanlah itu sesering mungkin.
Kalau kamu tidak suka sesuatu, ubahlah.
Kalau kamu tidak suka dengan pekerjaanmu, keluarlah dari pekerjaan itu.
Kalau kamu tidak punya waktu yang cukup, berhentilah menonton televisi.
Jika kamu mencari cinta dalam hidupmu, berhentilah berusaha — cinta akan menantimu kala kamu mulai melakukan sesuatu karena kata hatimu. . .
Hidup itu hanya sebentar. Wujudkan mimpimu dan sebarkan semangat hidupmu.” 
Tidak ada yang salah dari yang kamu lakukan kalau itu memang untuk kebaikan bersama, tetapi pastikan bahwa apa yang kamu lakukan itu tidak hanya membahagiakan orang lain, tetapi dirimu juga.
Nah, bagaimana? Apakah kamu sudah menetapkan tujuan hidupmu sekarang?